|
Kereta bawah tanah di Pyongyang, Korea Utara ini disebut sebagai Metro. Warga setempat menggunakan moda transportasi ini untuk aktifitas sehari-hari. (photo : Wildan Indrawan) |
Untuk negara yang sangat tertutup seperti Korea Utara, adalah hal yang sangat menarik bahwa negara tersebut mempunyai sistem transportasi yang belum dimiliki oleh Indonesia. Di Pyongyang ada sebuah kereta bawah tanah yang disebut Metro. Apa yang membedakan kereta bawah tanah di negara komunis ini dengan negara lain?
|
Metro di Pyongyang, Korea Utara ini dibuat dengan berhiaskan marmer dan granit. (photo : Wildan Indrawan) |
Metro di Pyongyang dibangun pada tahun 1965 dan diresmikan oleh Presiden pertamanya Kim Il-Sung tahun 1971. Metro Pyongnyang mulai dibuka untuk umum pada bulan September 1973. Pada tahun1971 terjadi kecelakaan pada masa pembangunannya, hal ini mengakibatkan korban hingga 100 pekerja tewas pada saat pembangunan jalur di bawah sungai Taedong.
|
Para penumpang saat menggunakan eskalator di salah satu stasiun di Pyongyang, Korea Utara. Kedalaman eskalator ini mencapai 110 meter ke bawah tanah. (photo : Wildan Indrawan) |
Hingga saat ini Metro Pyongyang menjadi salah satu metro terdalam di dunia, kedalamanya sekitar 110 meter di bawah tanah. Metro ini termasuk metro degan tarif paling murah di dunia, hanya sekitar $ 0,03 USD. Selama jam sibuk, kereta beroperasi dengan interval minimal dua menit, kereta ini juga dilengkapi pendingin dan pemutar musik.
|
Seorang petugas penjaga Metro sedang menunggu penumpang yang akan masuk ke dalam Metro. Kereta ini nampak kuno dan ketinggalan jaman namun keadaannya sangat baik dan terawat. (photo : Wildan Indrawan) |
Pada masa pemerintahan Presiden Kim Il-Sung, dijelaskan bahwa pembangunan metro ini bukan sebagai sarana membuat uang tetapi hanya untuk memberikan kehidupan yang beradab dan nyaman bagi warganya. Tidak main-main dalam pembangunannya, lebih dari 30.000 meter persegi marmer dan 40.000 meterpersegi granit telah digunakan dalam pembangunan Metro Pyongyang.
|
Para pekerja memanfaatkan Metro untuk transportasi sehari-hari karena ongkos lebih murah. (photo : Wildan Indrawan) |
Hal yang paling kental di stasiun pemberhentian adalah suasana yang kuno. Suasana stasiun dengan suara kereta yang bising tidak seperti kereta-kereta canggih di negara maju dan juga suara pintu kereta yang dioperasikan secara manual membuat kesan seperti kembali ke masa tiga puluh tahun silam.
Selain itu suara radio pemerintah yang wajib diputar setiap harinya menggema di stasiun tersebut, hal ini semakin melengkapi nuansa kunonya. Hal menarik lainnya adalah saat memasuki stasiun bawah tanah ini, terdapat lukisan mural di dinding penuh dengan tema sosialis, pekerja keras, dan tentara yang gagah berani.
|
Saya saat di dalam Metro, interior di dalamnya dilapisi kayu dilengkapi dengan pendingin dan pemutar musik. (photo file : Wildan Indrawan) |
Bentuk eksterior dari kereta ini tidak seperti kereta modern di kota-kota besar dunia. Metro di Pyongyang bentuknya masih sangat ketinggalan jaman dengan warna kontras antara hijau dan merah hati. Namun inilah yang menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara untuk mencoba menaikinya. Dari sisi interior juga cukup menarik, meski terlihat seperti barang lama namun semuanya dalam keadaan yang baik dan sangat terawat.
Keren gan...
BalasHapusthank you :)
Hapus