Kamis, 17 Juli 2014

Pyongyang, Kota yang "Besar" di Negeri Misterius

Saya, di Kim Il-Sung Square Pyongyang, Korea Utara. Sebuah pengalaman yang sangat unik dan mengesankan bisa mengunjungi negeri yang misterius ini. (photo file : Wildan Indrawan)
Mengunjungi Korea Utara akan menjadi perjalanan yang unik dan mengesankan bagi sebagian orang. Mengapa demikian ? Karena negara tersebut adalah negara yang misterius, mereka masih menutup diri dari dunia luar. Siaran televisi hanya milik pemerintah, selain dari pemerintah dilarang. Internet juga tibak bisa diakses secara bebas oleh warga apalagi orang asing.
Kota Pyongyang nampak dari ketinggian terdapat sungai Taedong yang cukup besar di dekat pusat kota (photo by : Wildan Indrawan)
Pyongyang adalah ibukota dari negara misterius ini. Bagi sebagian wisatawan, Pyongyang adalah tujuan yang tak lazim. namun demikian tidak ada salahnya jika ada kesempatan mengunjungi negara ini, kita bisa mengetahui budaya yang berbeda dari negara lain.
Maskapai Air China di bandara internasional Beijing menjadi salah satu akses menuju Pyongyang selain maskapai Korea Utara, Koryo Airlines. (photo : Wildan Indrawan)
Akses menuju Korea Utara bisa melalui Beijing China. Dari sana hanya bisa menggunakan dua maskapai yaitu maskapai dari China, Air China dan maskapai Korea Utara, Koryo Airlines. Setiap hari hanya ada satu penerbangan. Dari Beijing, selain menggunakan pesawat juga bisa menggunakan kereta. Selain akses melalui Beijing, bisa juga menggunakan pesawat melalui Shenyang, salah satu kota di China yang letaknya dekat dengan Pyongyang.
Pesawat Koryo Airlines adalah maskapai satu-satunya milik Korea Utara. (photo : Wildan Indrawan)
Saya di bandara Pyongyang, Korea Utara. (photo file : Wildan Indrawan)
Perjalanan menggunakan pesawat dari Beijing menuju Pyongyang memakan waktu sekitar satu setengah jam. Sesampainya di bandara, terlihat warga di sekitaran bandara sedang bercocok tanam dan beberapa hewan ternak seperti sapi dan lembu.  hanya beberapa pesawat yang terlihat di bandara ini, tidak seperti bandara lain yang terlihat banyak pesawat dari beberapa maskpai asing. 
Arch of Triumph bisa dijumpai dalam perjalanan menuju Pyongyang dari bandara. (photo by : Wildan indrawan)
Dari bandara menuju Ibukota diperlukan waktu sekitar tiga puluh menit. Kendaraan berjalan di lajur kanan seperti di Korea Selatan, hanya satu atau dua kendaraan yang lalu lalang. Sepanjang perjalanan juga banyak terlihat warga berjalan kaki dan bersepeda. Suasana pertanian dan perkebunan rakyat mendominasi perjalanan menuju ibukota ini.


Beberapa gedung di Pyongyang dengan desain arsitektur yang megah milik pemerintah. (photo file : Wildan Indrawan)
Sesampainya di Pyongyang, pemandangan jauh berbeda dari perjalanan menuju kota ini. Gedung-gedung menjulang tinggi dengan dihiasi taman nampak tertata dengan rapi dan terstruktur. Pedestrian yang nyaman bagi pejalan kaki dan para pengendara kendaraan bermotor juga cukup disiplin dalam berkendara.



Trem menjadi salah satu moda transportasi masal di Pyongyang, Korea Utara. (photo by : Wildan Indrawan)

Kereta bawah tanah / subway sudah digunakan di Pyongyang sejak tahun 1960-an (photo file : Wildan Indrawan)
Moda transportasi masal di Pyongyang bermacam-macam, ada bus, taksi, trem, dan subway. Menurut warga setempat, tidak banyak warga Korea Utara yang bisa mempunyai kendaraan pribadi jadi mereka lebih banyak menggunakan transportasi umum.
Hotel Ryugyong yang berbentu kerucut ini menjadi ciri khas Pyongyang (photo by : Wildan Indrawan)
Perlu diketahui, gedung-gedung yang menjulang tinggi di sini semuanya milik pemerintah. Di sini bentuk bangunan, kendaraan, hingga fasilitas umum di Pyongyang nampak terlihat seperti benda yang dari jaman dulu (jadul). Namun kondisinya masih terawat dengan baik. Jadi berkunjung ke kota ini sama halnya kita kembali ke jaman tahun 70-an.


Warga Korea Utara kebanyakan memilih militer sebagai profesi mereka. (photo by : Wildan Indrawan)
Militer adalah prioritas negara ini, Mereka menyebutnya dengan Songun yaitu militer di atas segala-galanya. Alokasi anggaran negara diprioritaskan ke bidang militer. Negara ini mempunyai personil tentara aktif terbesar di dunia yaitu mencapai angka 9,5 juta orang. 

Saya berfoto bersama guide militer di Museum Kemenangan di Pyongyang, Korea Utara. (photo file : Wildan Indrawan)

Tak heran jika sepanjang jalan kita bisa jumpai banyak orang dengan seragam militer. Hal ini disebabkan karena cara pandang warga setempat adalah militer merupakan pekerjaan yang membanggakan dan bisa menjadi penyokong hidup seperti pegawai negri sipil di Indonesia. Banyak pemuda-pemudi Korea Utara memilih masuk militer setelah mereka lulus SMA atau kuliah. Pemerintah negara ini meyakinkan warganya bahwa mereka dapat berdiri sendiri secara mandiri tanpa bantuan pihak asing.

This blog has been verified by Rise: R632583bc250f7e59724c65e6bdc3438f

3 komentar: