Rabu, 12 November 2014

Nuohei, Dunia Batu dari China

Saya saat di desa Nuohei, Yunnan China. Rumah dan jalan di desa ini semua terbuat dari batu. (photo file : Wildan Indrawan)
"Dunia dari Batu" adalah sebutan untuk sebuah desa Nuohei yang terletak di provinsi Yunnan China, letaknya sekitar 25 km dari Stone Forest. Desa ini terletak di wilayah geografis dari Shilin, berdiri pada jaman pemerintahan Dinasti Qing (1644-1911). Nuohei merupakan kata dari bahasa orang Sani (peranakan dari etnis minoritas Yi di Shilin) yang berarti "Kolam Monyet"

Desa Nuohei terkenal dengan sebutan "Stone World" atau Dunia dari Batu karena hampir semua bangunan di sana terbuat dari batu. (photo source : www.chinakunming.travel)
Desa ini disebut "Dunia dari Batu", karena di sekelilingnya terapat gunung batu, danau karst, dan jalan yang terbuat dari batu. Rumah warga setempat juga terbuat dari batu termasuk dinding, atap, kandang ternak, dan pagar. Beberapa rumah di desa ini usianya mencapai 100 tahun. 

Seorang warga asli desa Nuohei membawa keranjang di punggungnya di antara para wisatawan. (photo : Wildan Indrawan)
Penduduk asli desa tersebut menjaga tradisi dari nenek moyangnya bahwa mereka harus bisa bertahan hidup dengan memanfaatkan apa yang ada di sekitar mereka. Rumah yang mereka bangun memanfaatkan bebatuan kapur yang ada di sekitar desa mereka.  Setelah bebatuan kapur itu diolah, mereka bisa memanfaatkan untuk menjadi jalan ataupun menjadi rumah. 

Warga asli desa Nuohei dengan baju etnik khas Nuohei dan keranjang di punggungnya yang berisi peralatan.  (photo : Wildan Indrawan)
Pada zaman dahulu nenek moyang penduduk desa Nuohei memilih area yang datar di pegunungan  berbatu untuk memahat dan membangun rumah. Rumah orang Nuohei terbuat dari kayu dan terutama batu, sebagian keluarga mempunyai tiga kamar di rumah utama dan dua ruangan di sisi rumah.

Pintu gerbang dengan bentuk menyerupai kepala harimau ini menjadi pintu masuk menuju hutan Mizhi yang dikeramatkan. (photo file : Wildan Indrawan)
Di desa ini terdapat patung totem harimau yang menjadi akses menuju hutan keramat Mizhi. Orang Sani meyakini di dalam hutan keramat tersebut ada Dewa Mizhi yang menjaga mereka. Di samping itu, mereka juga berkeyakinan bahwa hutan Mizhi adalah tempat suci di mana makhluk hidup tidak dapat diganggu gugat.
Saya berfoto dengan anak-anak penduduk desa setempat yang sedang bermain di pelataran depan sekolah mereka. (photo file : Wildan Indrawan)
Di Nuohei ada sebuah festival yang diselenggarakan setiap bulan November yaitu Mizhi Festival of the Sani People. Mizhi Festival ini hanya dihadiri oleh kaum pria di desa Nuohei, festival ini berlangsung tiga hingga tujuh hari. dalam festival ini akan dipilih seorang Mizhiweng atau kepala yang akan bertanggung jawab memimpin festival dan memilih laki-laki yang memenuhi syarat untuk upacara pengorbanan kepada dewa Mizhi. Selama festival ini berlangsung, kaum wanita akan tinggal di dalam rumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar