Senin, 08 Agustus 2016

Racun di Minahasa Tenggara

Pulau Racun difoto dari udara, salah satu spot selam terbaik di sekitaran Teluk Buyat Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara. (photo by : Wildan Indrawan)
Teluk Buyat, salah satu alternatif wisata di Sulawesi Utara terletak di Minahasa Tenggara, sekitar tiga jam dari ibukota provinsi Sulawesi Utara, Manado. Teluk yang berada di kecamatan Ratatotok ini dulu lebih banyak dikenal lautnya yang rusak akibat limbah dari perusahaan tambang emas. Namun kini sudah berubah menjadi salah satu destinasi wisata bawah air dengan pesona terumbu karang dan ikan yang bermacam jenisnya. 

Anemon berwarna ungu ini menjadi tempat mencari makan Ikan-ikan Giru atau yang biasa disebut Ikan Badut. (photo by : Wildan Indrawan)
Beberapa spot selam andalan di sini adalah Pulau putus-putus, Pulau Racun, dan Pulau Tulang. Berbagai biota laut hidup dikedalaman 4-20 meter, antara lain bintang laut, karang tangkai (acropora) anemon, soft coral, table coral, ikan karang dan lain sebagainya. Setiap akhir pekan, tempat ini menjadi destinasi bagi para penyelam asing yang rata-rata berjumlah 10-20 orang. Mereka umumnya mencari spot selam yang tidak terlalu ramai dikunjungi penyelam. Menurut mereka, Teluk Buyat menjadi salah satu pilihan karena belum banyak yang menyelam di sini.
Pulau Putus-Putus difoto dari udara, menjadi daya tarik yang khas di kawasan Teluk Buyat Ratatotok Minahasa. Pulau ini letaknya tak jauh dari pantai Lakban. (photo by : Wildan Indrawan)
Bagi yang tidak bisa menyelam, snorkeling bisa menjadi alternatif untuk menikmati alam bawah lautnya karena di kedalaman satu meter sudah dapat dijumpai terumbu karang dengan warnanya yang indah. Salah satu tempat yang tidak terlalu dalam adalah Pulau Racun, di sini dapat ditemukan karang yang membentuk seperti jembatan di bawah air.  
Salah satu daya tarik di Teluk Buyat adalah pulau racun, di sini terdapat karang yang membentuk seperti jembatan di bawah air. (photo by : Wildan Indrawan)
Untuk menyelam di sekitaran Teluk Buyat, waktu terbaik adalah pada bulan Mei dan Desember karena kondisi air lebih tenang pada waktu tersebut. Suhu di sini berkisar antara 26 sampai 30 derajat celcius. Jika beruntung di sini bisa dijumpai ikan pari, hiu, bahkan ikan paus. Namun, di pulau ini para penyelam harus berhati-hati karena banyak bulu babi yang bisa membuat para penyelam badannya muncul ruam-ruam merah jika tidak memakai baju selam yang baik.
Fotografer bawah air mengabadikan gambar di perairan sekitar Pulau Racun. (photo by : Wildan Indrawan) 
Selain pulau-pulaunya sebagai spot selam, di sini juga membentang pantai sepanjang 1,5 km yaitu Pantai Lakban. Jika anda berkunjung ke pantai ini, anda akan melewati dua bangunan tempat ibadah, Gereja dan Masjid dibangun secara berdampingan. Selain itu di sini juga ada bukit Harapan di mana puncaknya terdapat menara masjid dan salib sebagai simbol kerukunan umat beragama di Ratatotok. Untuk mencapai puncak bukit ini, pengunjung harus melewati 289 anak tangga, sesampainya di puncak akan terbayar dengan pemandangan khas Pantai Lakban dengan pohon kelapanya dan perahu kecil nelayan.
Pantai Lakban difoto dari udara, salah satu alternatif kunjungan di kawasan Ratatotok, Minahasa Tenggara. Pantai ini ramai dikunjungi wisatawan pada akhir pekan. (photo by : Wildan Indrawan)

1 komentar: