Saya menikmati kopi khas Manggarai di depan rumah Mbaru Niang khas kampung Todo di Manggarai, Nusa Tenggara Timur. (photo by : Widyarto C. Adi) |
Pagi itu saya menikmati panorama kampung ini sembari menyesap kopi. Saya sebenarnya bukan penggemar kopi tapi kopi Manggarai ini cukup membuat saya tertegun sesaat karena rasanya yang nikmat dipadu dengan suasana pagi yang syahdu. Sebuah perpaduan yang harmonis.
Matahari terbit dengan latar depan kampung Todo saya ambil foto menggunakan drone. (photo by : Wildan Indrawan) |
Biasanya orang yang berkunjung ke Flores kalau ingin berkunjung ke kampung adat, yang terbersit di pikiran adalah kampung Wae Rebo. Kampung Todo ini sebenarnya tidak kalah menarik dari Wae Rebo karena di kampung ini juga ada beberapa rumah adat Mbaru Niang. Akses menuju kampung Todo pun sangat mudah tidak seperti di Wae Rebo yang harus treking selama empat jam.
Lokasinya di kabupaten Manggarai, kampung ini dikenal sebagai pusat peradaban Minangkabau, orang Flores menyebutnya "Minangkebau". Tak ada yang membantah tentang penelusuran orang Minangkabau di kampung ini. Selain itu kampung tradisional ini disebut sebut sebagai pusat kerajaan Manggarai di zaman dulu.
Pengunjung dipungut tarif 45 ribu per orang untuk bisa masuk ke kawasan kampung. Di loket registrasi selain membayar retribusi, pengunjung juga akan dipinjamkan semacam kain penutup badan. Untuk laki-laki harus memakai sarung dan peci yang sudah disediakan, pun juga untuk pengunjung perempuan harus memakainya tapi bedanya kalau perempuan memakai ikat kepala.
Saya berfoto dengan para tetua adat di dalam salah satu rumah Mbaru Niang. (photo by : Widyarto C. Adi) |
Sebelum berkeliling dan beraktifitas di kawasan kampung, pengunjung harus bertemu dengan tetua adat. Pengunjung wajib memberikan uang lilin untuk persembahan bagi para leluhur Todo. Waktu itu rombongan saya ada empat orang, kami memberikan uang lilin sebanyak 100 ribu rupiah. Di sini tidak ada ketetapan atau tarif yang pasti untuk memberikan persembahan kepada leluhur, jadi kami memberikan uang tersebut hanya berdasar perkiraan saja. Setelahnya kami akan dibacakan doa-doa dengan bahasa khas setempat dan kami harus makan sirih pinang sebagai tanda kami diterima di kampung ini.
Kampung Todo difoto dari udara terlihat tempat persembahan di tengah-tengah kampung yang terdiri dari delapan buah makam leluhur dan menhir. (photo by : Wildan Indrawan) |
Di halaman kampung ini terdapat lima buah meriam peninggalan Belanda dan di tengah kampung ini terdapat compang atau tempat persembahan yang berbentuk persegi. Di atasnya berdiri delapan buah makam leluhur dan mehir.
Saya cukup terkejut ketika mendengar ada jejak sejarah Minangkabau di tanah Flores. Beberapa penenun pun mengisahkan bahwa motif tenun kain di kampung ini juga mempunyai ciri khas yang agak mirip dengan kain songket khas minang yang didominasi warna merah.
Saya bermalam di salah satu rumah adat Mbaru Niang beralaskan tikar. Di sini pengunjung bisa bermalam dengan membayar sejumlah biaya sudah dengan makan tiga kali sehari. (photo by : Widyarto C. Adi) |
Berbagai cerita lisan dan kisah yang sudah dituliskan dalam berbagai buku sejarah Manggarai sudah ada sejak lama, Kampung adat Todo selalu dicantumkan dalam berbagai dokumentasi tertulis karena raja-raja pertama di wilayah Manggarai Raya tinggal dan hidup di kampung itu yang berada di kawasan Lembah Todo. Deretan nama-nama Raja Manggarai selalu berasal dari Kampung Todo sejak masuknya tokoh dari Minangkabau ke wilayah Manggarai dan menetap di kampung Todo ratusan tahun yang lalu.
Tokoh Minangkabau ini menikah dengan perempuan setempat dan melahirkan beberapa anak, seiring perkembangan anak-anak itu tumbuh di kampung itu. Karena tokoh ini konon mempunyai kekuatan magis dan ia sangat tenar di situ maka mereka membuat kerajaan kecil di perkampungan itu yang mereka sebut Kerajaan Todo.
Saya berfoto di depan kampung adat Todo, Manggarai Nusa Tenggara Barat. (photo by : Widyarto C. Adi) |
Hingga sekarang kampung ini masih bertahan dengan adat istiadat dan budayanya, bagi para pengunjung seperti saya hal ini merupakan pengetahuan baru yang menarik untuk dipelajari. Untuk melestarikan sejarah dan budaya yang ada di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar