Kamis, 19 Juni 2014

Uniknya Pemakaman Bayi di Dalam Pohon

Baby Grave, terletak di desa Kambira, Tana Toraja Sulawesi Selatan. (photo : Wildan Indrawan)
Siapa yang bakal mengira ada orang yang memasukkan jenazah bayi ke dalam batang pohon? Ya, itu terjadi di Tana Toraja, tepatnya di Baby Grave, Kambira. Memakamkan bayi di dalam pohon adalah  ritual yang sangat unik yang diwariskan turun temurun oleh leluhur di Tana Toraja. 

Kambira adalah sebuah desa yang terletak di tenggara Rantepao, letaknya tak jauh dari Lemo. Dari jalan poros Rantepao - Makale, anda bisa berjalan menuju Sangala / Makula, di situ dapat ditemukan papan petunjuk menuju Baby Grave, Kambira. 

Papan petunjuk menuju Baby Grave di desa Kambira, Tana Toraja Sulawesi Selatan (photo : google.com)
Pohon yang digunakan untuk mengubur bayi tersebut adalah pohon Tarra'. Pohon ini dipilih karena memiliki banyak getah, masyarakat percaya bahwa getah ini akan menggantikan air susu ibu bagi si bayi. Dengan menguburkan bayi ke dalam pohon Tarra', orang Toraja mengaggap bahwa bayi ini dikembalikan ke rahim ibunya.

Hanya bayi yang meninggal sebelum giginya tumbuh saja yang dimakamkan di pohon Tarra'. Bayi yang belum tumbuh gigi ini dianggap masih suci. Sebelum memakamkan si bayi, pohon yang mempunyai diameter yang cukup besar ini dibuat lubang terlebih dahulu. Lubang ini dibuat dengan pahat dan memiliki ukuran sesuai dengan ukuran si bayi.

Kemudian, jenazah bayi diletakkan begitu saja di dalam lubang tersebut tanpa pembungkus apapun. Selanjutnya lubang di pohon tersebut ditutup ijuk yang terbuat dari Enau. Pemakaman seperti ini hanya dilakukan oleh orang Toraja pengikut Aluk Todolo (kepercayaan kepada leluhur). 

Penempatan kuburan bayi ini berdasarkan strata sosial keluarga. Semakin tinggi tempat penguburan maka semakin tinggi derajat sosial keluarga si bayi ini. Uniknya penempatan arah lubang kuburan juga disesuaikan dengan arah tempat tinggal keluarga. Menurut kepercayaan masyarakat, kuburan ini akan menutup sendiri setelah 20 tahun. 

Berfoto bersama warga desa Kambira. (photo : Mutiara)
Jalan menuju lokasi ini cukup bagus, sesampainya di sana akan dijumpai Tongkonan atau rumah adat khas Tana Toraja. Di sini terdapat loket masuk, tarifnya Rp. 10.000 per orang dan juga terdapat beberapa penjual cinderamata. Untuk mencapai Kambira, bisa menggunakan jasa ojek, menyewa motor ataupun mobil.

3 komentar:

  1. wah mantap bang ingat yang waktu bertemu di Kete kesu ??? gimana belutnya dapet

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya saya inget... Yg kami minta tolong untuk difotoin itu bukan? Alhamdulillah kami ketemu belutnya hehehehe

      Hapus
    2. he he ternyata masih ngat rupanya ... syukur dah dapat belut impiannya .... salut buat tim hijau selalu bersemangat dari rammang rammang ingga toraja land

      Hapus